Empat Petualang


Terukir kembali sebuah ingatan saat masa kecilku. Dulu setiap temanku menanyakan apa keinginan terbesarku, aku selalu menjawab “aku ingin kamar sendiri”.


Pada masa itu sedang maraknya harry potter yang memiliki kekuatan sihir, anak-anak seusiaku yang mengikuti trend tersebut langsung berhalusinasi dan berandai-andai jika kami bisa melakukan sihir apa yang akan kami lakukan.Ya jawabanku sesimpel itu. Karena sejak kecil aku tidak pernah memiliki kamar sendiri.


Rumahku dulu terdiri dari 3 kamar. Satu kamar utama yang ditempati oleh orang tuaku, satu kamar yang aku dan kedua abangku tempati, dan satu lagi kamar yang ditempati oleh ART atau kakak sepupu atau abang sepupuku. Ya, sejak dulu rumahku selalu ramai bahkan kartu keluarga yang seharusnya hanya berisi 6 orang bisa jadi 9 atau 10 orang dikarenakan dulu abang sepupu atau kakak sepupuku sering tinggal di banda aceh untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Jadi sama sekali tidak ada peluang bagiku untuk memiliki kamar sendiri. 


Suatu malam mamaku datang ke kamar kami bertiga yaitu aku, abangku, dan cutbangku (abang kedua) untuk mengecek apakah kami sudah tidur atau belum seperti yang selalu ia lakukan setiap malam sebelum ia kembali ke kamarnya sendiri. Malam itu adalah malam pertamaku tidur bersama kedua abangku yang dimana sebelumnya aku tidur dengan mama dan papaku.  Semenjak adikku lahir dan umurku yang juga semakin bertambah, orang tuaku menyarankanku untuk mencoba tidur terpisah dari mereka agar aku mulai belajar tidur terpisah dari mereka. 


Saat masuk, mamaku langsung mendapati kami yaitu aku dan cutbangku sedang rusuh karena rebutan posisi tidur di tengah. Sedang abangku yang pertama sudah terlelap duluan menembus alam mimpinya. Benar-benar cari aman sekali abangku itu fikirku, dikarenakan dia mengambil posisi tidur di pinggir sebelah dinding. Dahulu dalam pikiran kami yang masih anak-anak, kami menganggap bahwa posisi tidur ditengah itu adalah posisi tidur paling aman. Dikarenakan saat kecil kami sering dihantui ketakutan akan hantu yang sering kami tonton di TV dengan kakak sepupu, bahwa hantu akan tidur disamping kita saat malam. Jadilah pikir kami bahwa yang tidur di tengah itu paling aman karena di kiri dan kanannya ada orang, sehingga tidak ada tempat untuk hantu akan tidur. Kami berdua terus saja beradu argumen, padahal malam itu sudah larut sekali. 


Akhirnya mama yang memiliki segala ide langsung menengah kami dengan cara mengatakan “biasanya yang tidur di tengah itu yang duluan diambil pocong”. 


Aku dan cutbangku yang saat itu masih dalam usia serba takut walau hanya mendengar cerita, langsung beralih rebutan posisi tidur dipinggir. Setelah argumen part 2 selesai yang diakhiri dengan aku tidur ditengah, mamapun mematikan lampu kamar kami sembari mengatakan,


“tidur terus, jangan berantam lagi”


Malam itu diakhiri dengan aku yang terkaku membayangkan diambil pocong sepanjang malam. Keesokan harinya mama menyarankan kami untuk gentian posisi tidur setiap harinya supaya bergilir diambil oleh pocong.


Komentar

Postingan Populer