Muhasabah Diri



Random aja tiba-tiba kepikiran gini.

Jujur, aku sedang berada diposisi yang memikirkan hal seperti:


“kenapa ya orang lain itu hidupnya mulus-mulus aja? kenapa mereka bisa lancar-lancar aja jalanin hidup tanpa memikirkan masalah besar yang ada seperti yang aku alami? kenapa mereka bisa mendapatkan segala kebahagian sesuai rencana yang udah mereka harapkan? kenapa?”


Kenapa, kenapa, kenapa dan kenapa? selalu itu yang terbesit difikiranku. Kenapa cuma aku yang hidupnya seperti ini? Kenapa cuma aku yang gabisa merasakan hal yang sama seperti apa yang dirasakan orang-orang biasa pada umumnya? Padahal yang aku inginkan itu hanyalah hal biasa loh, hanya sekedar hidup biasa lengkap bersama mama dan papaku. Udah itu aja. Gaminta yang lain. Gaperlu harus hidup mewah bergelimangan harta dan sebagainya. Hanya ingin hidup menjadi orang biasa saja.


Namun setelah berpikir keras seperti itu, seakan-akan Allah menjawab semua pertanyaanku tadi dalam QS: Al- 'Ankabut ayat 2:


“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan “kami telah beriman", dan mereka tidak diuji?”


Jujur aku tertampar dengan pernyataan Allah dalam QS: Al-'Ankabut ayat 2 itu.

Seketika kilas balik akan hidupku dahulu terputar kembali. Segala hal dalam hidupku dahulu teringat kembali, dan aku tersadar.


Allah sudah memberikan itu semua sar dahulu tanpa kamu sadari, tapi apa? Saat kehidupan yang kau harapkan saat ini ada dihadapanmu, kau masih kurang bersyukur. Saat itu kamu menganggap segala hal yang sedang kau jalani terasa berat.


Seakan-akan Allah berbicara kepadaku dan mengatakan,

“Aku sudah memberikan kehidupan bahagia yang luar biasa dahulu padamu, aku sudah memberikan kebahagiaan duniawi yang luar biasa padamu. kehidupan yang lebih dari kata sempurna yang mungkin orang lain banyak menginginkannya dan ingin berada diposisimu.”


Tetapi aku terus saja tidak menyadari akan hal itu dan terus kufur akan nikmat yang telah Allah berikan, sampai akhirnya rasa husnudzon kepada Allah datang dan seakan-akan Allah berkata lagi padaku,

“sudah cukup dulu untuk duniawimu wahai hambaku, sudah cukup kau lupakan aku. Saat ini aku ingin kau kembali kejalanku dan mengingatku untuk akhiratmu.”


Benar, hanya dengan cara inilah yang bisa Allah perbuat agar aku kembali kepadanya.

harusnya aku bersyukur, Allah memberikan banyak kesempatan padaku yang bahkan masih saja mengulangi segala kesalahan.


Komentar

Postingan Populer