Kasihan?
“Kasihan”
Kata2 itu terus terngiang-ngiang di kepalaku.
Semenyedihkan itukah hidupku sampai orang-orang mengatakan “kasihan” ?
Mungkin itu salah satu alasanku selalu tidak ingin menceritakan segala hal tentang hidupku kepada semua orang. Karena aku tidak suka dipandang “kasihan”.
Dan pada akhirnya orang-orang bersikap baik padaku hanya karena “kasihan”. Mereka ramah padaku hanya karena “kasihan”. Mereka peduli padaku hanya karena “kasihan”.
Wkwkwk lucu sih.
Tapi jujur aku tidak perlu di kasihani.
Sejak lahir mamaku sudah menataku menjadi anak yang kuat, yang bisa menghadapi segala hal yang ada dalam hidupnya sendiri. Karena aku lahir dari sosok wanita kuat itu.
Seberat apapun masalah, sebisa mungkin aku tidak ceritakan ke siapapun bagaimana perasaan yang sedang kurasakan. Lalu mengapa orang-orang bisa merasa kasihan padaku? sedang mereka tidak pernah mendengar cerita apapun dariku.
Hanya dari melihat kondisi keluargaku? Ckckck.
Emang sih, kondisi keluargaku saat ini sangat rumit. Lalu buat apa rasa kasihan itu?
Aku jauh lebih mengapresiasikan orang yang masih menatapku sebagai anak yang biasa saja daripada sebagai anak yang menyedihkan kisah hidupnya.
That's why aku tidak pernah menceritakan apapun tentang hidupku kepada orang lain, sehingga saat bersama mereka, mereka tetap melihatku seperti aku biasanya. Seperti sarah yang mereka kenal biasanya. Bukan sarah yang terlihat malang atas segala musibah yang dihadapinya.
Ternyata memang benar, aku tidak memerlukan seseorang untuk tempat bercerita. Karena pada akhirnya dia akan mengasihaniku karena semua ceritaku,
I hate everyone who look at me like “how pity you are”.
Komentar
Posting Komentar